Beranda Sindikasi PKB Garda Terdepan Bela Kyai dan Pesantren

PKB Garda Terdepan Bela Kyai dan Pesantren

BREBES (Aswajanews.id) – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menegaskan komitmennya menjadi garda terdepan dalam membela para kyai dan pesantren. Hal itu disampaikan oleh Ketua DPC PKB Kabupaten Brebes, H. Zubad Fahilatah, saat memberikan orasi dalam aksi damai dan doa bersama di Alun-alun Brebes, Jumat (17/10/2025).

“Kami, Partai Kebangkitan Bangsa melalui Fraksi PKB di DPR RI, akan terus mengawal proses hukum atas pelecehan yang dilakukan oleh Trans 7 terhadap Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo. Prosesnya sedang dikawal oleh teman-teman Fraksi PKB DPR RI di Jakarta. Kami tidak akan pernah berhenti membela kyai dan pesantren. Kalau hari ini kita masih di alun-alun, maka suatu saat PKB siap untuk memacetkan jalan Pantura,” tegas Zubad dalam orasinya.

BD6D5D3E 196C 455C 830E BFA717706FBB

Di hadapan ribuan alumni dan santri se-Kabupaten Brebes, Zubad menegaskan bahwa PKB tidak akan tinggal diam terhadap penghinaan terhadap marwah pesantren. Ia menilai pesantren memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia, termasuk dalam perjuangan kemerdekaan melalui Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.

“Pesantren sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka. Artinya, negeri ini sejatinya milik pesantren. Ta’dhim santri kepada kyai telah membuahkan resolusi jihad yang menjadi tonggak sejarah perjuangan santri dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, kita tidak boleh diam ketika kyai dan pesantren dilecehkan,” lanjut Zubad yang merupakan alumni Pondok Pesantren Darur Rahman Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Zubad juga menuntut agar Trans 7 ditutup siarannya. Menurutnya, permintaan maaf tidak cukup karena tayangan pada 13 Oktober 2025 telah melukai perasaan seluruh pesantren di Indonesia.

Senada dengan itu, H. Musyaffa Lc atau yang akrab disapa Gus Syaffa, anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Fraksi PKB, menegaskan pentingnya sikap tegas dalam membela martabat pesantren.

“Hari ini martabat kyai dan pesantren telah dilecehkan, maka kita tidak boleh tinggal diam. Selama ini ketika guru Madin yang mayoritas alumni pesantren hanya mendapat honor seratus ribu, kita diam. Ketika ijazah lulusan pesantren belum diakui sebelum adanya UU Pesantren, kita juga diam. Tapi ketika hari ini kyai kita dilecehkan, maka kita harus bergerak — dengan tetap menjaga adabiyah pesantren,” ujar Gus Syaffa.

Aksi damai dan doa bersama yang digawangi oleh Akhmad Sururi, alumni Pondok Pesantren Lirboyo, berlangsung tertib dan khidmat. Kegiatan doa bersama dimulai sejak pukul 14.00 WIB dipimpin oleh Kyai Bisri Mustofa dari Randusanga, kemudian dilanjutkan orasi seusai salat Ashar berjamaah di Masjid Agung Brebes.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Nyai Nafisatul Khoiriyah, anggota DPRD Kabupaten Brebes dari Fraksi PKB, serta sejumlah anggota DPRD lainnya. Di panggung kehormatan juga tampak beberapa alumni sepuh dari berbagai pesantren besar, di antaranya Pondok Pesantren Lirboyo, Sarang Rembang, Ploso, dan Tegalrejo Magelang.

(Red/Nas)