Gawe besar yang secara rutin dilaksanakan setelah lebaran Idul Fitri dengan dihadiri oleh alumni dan santri Lirboyo di Kab Brebes adalah Halal bi Halal. Kegiatan Sholeh of force yang menyedot ribuan massa bahkan selalu ditunggu oleh alumni menjadi ajang silaturahmi santri dan alumni bersama dengan Masyayekh Lirboyo sekaligus khurmat untuk berharap doa dan keberkahan.
Halal bi Halal yang diselenggarakan setiap bulan Syawal secara turun temurun menurut informasi sudah dilaksanakan sejak sekitar tahun 1960-an. Oleh para santri senior Brebes di Lirboyo kegiatan Halal bi Halal dijadikan acara yang sangat fantastis dengan menghadirkan mubaligh kelas nasional. Tentu hal tersebut memiliki konsekuensi pendanaan yang cukup lumayan dengan melibatkan alumni se-Kab Brebes.
Substansi Halal bi Halal sesungguhnya menjadi media untuk saling bermaaf-maafan dalam rangka menghapus dosa sesama manusia setelah satu Ramadhan penuh kita berpuasa. Lebih dari itu Halal bi Halal yang diselenggarakan oleh komunitas Pesantren menjadi sarana dakwah Islamiah untuk mengajak masyarakat mencintai Pesantren. Sehingga melalui kegiatan ini diharapkan santri baru semakin bertambah, secara khusus lokasi yang ditempati Halal bi Halal semakin banyak santri yang mondok.
Sebagai media dakwah kehadiran Pengajian Umum Halal bi Halal tampil dengan penuh kesejukan dan kedamaian serta riang gembira seluruh alumni. Seluruh alumni merasakan energi positif dengan kejadian Dzuriyah Lirboyo yang memberikan pencerahan ruhani ditambah dengan mubaligh yang disepakati antara santri dan lokasi teng tempati.
Kegiatan Rutinitas tahunan yang melibatkan alumni diselenggarakan secara bergiliran setiap kecamatan di Kab Brebes khususnya wilayah Brebes Pantura. Adapun Brebes selatan tergabung menjadi satu lokasi. Setelah bergiliran di lokasi kecamatan maka selanjutnya ditentukan lokasi desa melalui mekanisme Rapat di Pondok Pesantren Lirboyo dengan melibatkan jajaran Penasehat. Pasca munculnya HIMASAL, maka kordinasi santri sebagai Panitia Pelaksana bersama dengan pengurus HIMASAL menjadi suatu keharusan.
Sebagai media dakwah Halal bi Halal didesain dengan pengajian akbar dengan lokasi yang cukup memadai. Sebelum kegiatan puncak pengajian umum biasa ada acara mukadimah yang menjadi bagian dari publikasi. Kegiatan tersebut meliputi karnaval dan ta’aruf, bola api dan kegiatan lainnya dengan melibatkan masyarakat desa setempat. Kegiatan tersebut bersifat tentatif tidak memiliki ketentuan baku secara formal. Dengan demikian bisa berubah setiap tahun berdasarkan kesepakatan kepanitiaan.
Puluhan tahun berjalan kegiatan Pengajian Umum Halal bi Halal Santri dan Alumni Lirboyo di Kab Brebes tidak mengalami seheboh pada saat sekarang tahun 2025). Kira kira satu bulan menjelang kegiatan berlangsung alumni Lirboyo terbelah pendapatnya dikarenakan Halal bi Halal yang akan berlangsung di desa Dukuhlo Kec Bulakamba Kab Brebes akan dihadiri oleh tokoh orang nomer satu PWI – LS (Perjuangan Wali Songo Laskar Sabilillah) yaitu KH Abbas dari Buntet Cirebon.
Beberapa spekulasi yang disampaikan oleh para alumni betul betul terjadi, meskipun sebelumnya sudah diingatkan oleh KH Subhan Ma’mun atas permohonan Pengurus HIMASAL Kab Brebes. KH Abbas secara berani dan tegas menyampaikan dengan nada yang provokatif terkait isu nasab Ba’lawi yang sekarang sedang ramai pasca KH Imaduddin mempublikasikan hasil penelitian tentang “Kesahihan Nasab Ba’lawi di Indonesia”. Di atas panggung pengajian Halal bi Halal, Gus Abbas dengan lantang menyampaikan narasi dari beberapa referensi yang menyudutkan komunitas Ba’lawi dan para mukibin. Meskipun Beliau juga tidak menafikan ada kelompok Habaib yang berakhlak sambil mengilustrasikan Sahabat yang memiliki genetika dari kaum Yahudi.
Terlepas dari ceramah Gus Abbas terkait dengan pro kontra nasab Ba’lawi, Pondok Pesantren Lirboyo selama ini dalam posisi netral di tengah arus perseteruan antara kelompok Pencinta Habaib dan komunitas pro Imaduddin. Artinya sikap Lirboyo dalam hal ini para Dzuriyah tetap menjaga nilai nilai akhlakul karimah dan kesantunan dalam menyikapi pro kontra kedua belah pihak. Oleh karena itu barisan alumni Lirboyo di Kab Brebes yang selama ini menjaga dawuh Lirboyo dengan kenetralannya berusaha agar Halal bi Halal yang dihadiri oleh Gus Abbas tidak diframinng menjadi dukungan terhadap PWI – LS.
Reaksi alumni Lirboyo yang terbelah dengan sikap diametral tentang menimbulkan friksi yang kurang sehat tetapi suasana ukhuwah antar alumni. Makna Halal bi Halal yang mesti menjadi media Silaturahmi malah menjadi polarisasi pemahaman dan sikap yang jauh dari suasana persaudaraan dalam satu keluarga besar alumni Lirboyo. Inilah yang tidak dikehendaki oleh para Masyayekh Lirboyo, sehingga wajar dalam situasi tersebut Buya Kafa lebih memilih untuk kondur terlebih dahulu disamping karena faktor kesehatan.
Oleh karena itu sebagai alumni yang bijak dengan mengedepankan ukhuwah antar alumni, maka saatnya kita luruskan kembali substansi rel Halal bi Halal Santri dan Alumni Lirboyo di Brebes. Kita tidak perlu memperpanjang perdebatan pro kontra yang tidak berujung. Pasca Halal bi Halal seluruh alumni diharapkan dapat berpegang tangan satu padu dalam membangun peradaban di Kab Brebes melalui pergerakan dakwah yang santun dan menentramkan dengan tetap mencerahkan kepada umat.
Santri yang secara formal tergabung dalam PSIB ( Persatuan Siswa Islam Brebes ) di Lirboyo bersama dengan alumni melalui HIMASAL menyusun kesepakatan bersama untuk kembali meluruskan misi Halal bi Halal Santri dan Alumni Lirboyo di Brebes. Duduk bersama dengan keterlibatan semua pihak dalam suasana kedewasaan berfikir dan kekeluargaan akan membuat langkah solutif untuk kemajuan pergerakan alumni di Kab Brebes.
Sebagai alumni yang sudah mendalami kajian tasawuf tentu akan mengedepankan nilai nilai akhlakul karimah dengan membangun kebersamaan dalam kebaikan. Ini sangat penting, agar sesama alumni saling mendukung dalam langkah khidmah,dakwah dan nasyrul Ilmi. Ketiganya menjadi komitmen sebagai alumni dengan predikat yang variatif. Semangat saling mendukung terhadap kebaikan akan menjadi pondasi membangun kekuatan dalam berdakwah.
Akhirnya semua santri dan alumni Lirboyo di Kab Brebes setelah Halal bi Halal kemarin akan segera menemukan titik kesadaran kembali kepada jalan yang lurus dalam platform misi Halal bi Halal sebagai dakwah rahmatal lil alamin. Dakwah yang menyejukan dan menentramkan umat. Dakwah yang memiliki keramahan bukan dakwah yang diiringi dengan marah marah.
Bagi santri akan kembali ke Pondok Pesantren Lirboyo untuk kembali mengais ilmu pengetahuan agama dan berkhidmat. Adapun untuk alumni akan kembali kepada aktivitas kesehariannya baik untuk keluarga ataupun kegiatan sosial, dakwah dan pendidikan di tengah tengah masyarakat. Meskipun sudah menyandang predikat alumni tapi sesungguhnya tetap menjadi santri selawase dengan tetap berpegang teguh terhadap dawuh Masyayekh Lirboyo. ***i
The post Meluruskan Kembali Halal bi Halal Santri dan Alumni Lirboyo di Kab Brebes first appeared on aswajanews.