Beranda Sindikasi KH Mustofa Kamil: Ulama Pejuang dari Garut yang Gugur di Surabaya

KH Mustofa Kamil: Ulama Pejuang dari Garut yang Gugur di Surabaya

Kyai Haji Mustofa Kamil lahir di Kampung Bojong, Desa Pasirkiamis, Tarogong, pada 5 Agustus 1884 dengan nama Muhamad Lahuri. Ia adalah pejuang kemerdekaan yang lahir dan besar di Garut. Nama Mustofa Kamil mulai digunakan setelah beliau menunaikan ibadah haji. Berdasarkan silsilah keluarganya, KH Mustofa Kamil merupakan keturunan Sunan Gunung Jati, salah satu anggota Wali Songo.

Sejak kecil, kecerdasan KH Mustofa Kamil terutama dalam bidang agama sudah menonjol. Kecintaannya terhadap ilmu agama mendorongnya menuntut ilmu hingga ke Mekkah. Di sana ia berguru kepada ulama-ulama besar dari Afrika Utara dan Asia Barat. Pengalaman belajar ini meneguhkan keyakinannya bahwa penjajahan di tanah air bertentangan dengan ajaran Islam, sehingga menumbuhkan semangat perlawanan terhadap kaum penjajah.

Sekembali ke tanah air, KH Mustofa Kamil aktif berorasi, menyebarkan semangat perjuangan dan menolak keras aturan-aturan yang dibuat oleh penjajah, bahkan mengharamkannya. Ceramahnya kerap dibumbui dengan propaganda anti-penjajah, sehingga menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar.

Pada November 1945, KH Mustofa Kamil berangkat ke Surabaya untuk bergabung dengan Bung Tomo melawan pasukan Belanda dan Inggris. Pertempuran 10 November 1945 yang ia ikuti menjadi tonggak peringatan Hari Pahlawan. Dalam pertempuran tersebut, KH Mustofa Kamil gugur sebagai syuhada. Awalnya beliau dimakamkan di Sidoarjo, kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Surabaya.

Dalam perjuangannya, KH Mustofa Kamil pernah ditangkap Polische Inlichtingen Dienst (PID) sebanyak 14 kali, termasuk pernah dipenjara di Garut pada 1915. Atas jasa-jasanya, pemerintah menganugerahkan pangkat Letnan Kolonel Anumerta dan menetapkannya sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan.

Meski pengabdiannya begitu besar, hingga kini status Pahlawan Nasional bagi KH Mustofa Kamil belum pernah diajukan oleh Pemerintah Daerah Garut maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

(Berbagai sumber)