Beranda Sindikasi Cegah Kekerasan Berbasis Gender, PC Fatayat NU Brebes Libatkan Tokoh Agama dan...

Cegah Kekerasan Berbasis Gender, PC Fatayat NU Brebes Libatkan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

BREBES (Aswajanews.id) — Sebanyak 40 tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kabupaten Brebes mengikuti Lokakarya Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dan praktik berbahaya berbasis gender. Kegiatan berlangsung selama dua hari, Selasa–Rabu (2–3 Desember 2025), di Hotel Dedy Jaya Brebes.

Program ini merupakan kolaborasi antara LP3A Fatayat NU Brebes dengan Yayasan Pulih, mitra strategis Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).

Panitia penyelenggara, Hj. Durotul Ma‘munah, menjelaskan bahwa lokakarya ini bertujuan menyatukan pemahaman para tokoh agama dan masyarakat mengenai perspektif gender dalam sudut pandang agama, sehingga mereka dapat menyampaikan nilai-nilai tersebut di berbagai forum kemasyarakatan.

“Sebelumnya kami sudah melakukan edukasi KBG di dua lokus, yaitu Desa Rengaspendawa Kecamatan Larangan dan Desa Adisana Kecamatan Bumiayu,” ujar Umi Duroh, sapaan akrab Sekretaris PC Fatayat NU Brebes.

E14A49FB C78E 4F87 881F A1C9B084FEFB

Dorong Aksi Bersama dan Perubahan Mindset

Menurut Umi Duroh, keterlibatan para tokoh lokal dalam kegiatan selama dua hari ini diharapkan berlanjut pada aksi nyata dalam pencegahan KBG dan praktik berbahaya lainnya. Hal ini dinilai penting karena tokoh agama dan tokoh masyarakat memiliki posisi kuat dalam membentuk cara pandang publik.

Materi yang disampaikan fasilitator meliputi pola asuh, pendidikan gender dalam perspektif agama, hingga pembahasan relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan. Seluruh materi disampaikan melalui metode diskusi dan simulasi agar mudah dipahami oleh peserta.

Aktivis perempuan dari Pesantren As-Syamsuriyyah itu menambahkan bahwa dua desa lokus kegiatan sebelumnya menunjukkan hasil positif. Angka kekerasan berbasis gender mulai menurun seiring meningkatnya diskusi dan kesadaran masyarakat mengenai upaya pencegahan.

Umi Duroh, yang merupakan alumni Pondok Pesantren Al-Munawir Krapyak Yogyakarta, membeberkan data terbaru bahwa sebanyak 103 laporan KBG telah diterima hingga hari ini. Ia menilai angka tersebut dapat meningkat karena semakin banyak korban yang berani melapor setelah mendapatkan edukasi.

“Meski KBG sering dianggap sebagai aib, masyarakat perlu memahami bahwa pelaporan adalah langkah penting untuk menghentikan kekerasan,” tegasnya.

Dihadiri Pejabat Daerah dan Pengurus Fatayat NU

Pembukaan kegiatan turut dihadiri sejumlah pejabat daerah, di antaranya: Kepala DP3KB Brebes, Drs. H. Ma’mun, Kepala Kemenag Brebes, diwakili Kasubag TU Dr. H. Akrom Jangka Daosat dan Ketua PC Fatayat NU Brebes, Nyai Hj. Rohmatin Alawiyah, beserta jajaran pengurus lainnya

Kehadiran para pemangku kebijakan menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya pencegahan kekerasan berbasis gender di Kabupaten Brebes.

(Red/Nas)